ANALISIS
USAHA
PEMBUATAN AKSESORIS MONEL
Disusun
untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.Pd.
SH. MM
Kelas 4C
Disusun Oleh:
§ Dwi Oktavia (201511181)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MURIA KUDUS
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunanan analisis ini dengan
judul “ ANALISIS USAHA PEMBUATAN AKSESORIS MONEL”untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan dengan dosen pengampu Dr.
Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM.
Menurut kami dibuat
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga proposal ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga proposal ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
proposal ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Proposal ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan kita semua.
Kudus, 21 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3-4
HALAMAN RINGKASAN................................................................................... 5
BAB 1 WIRAUSAHAWAN.................................................................................. 6
1.1.Pendahuluan ...................................................................................................... 6
1.2.Risiko dan karakteristik..................................................................................... 8
1.3.Mengatasi Tekanan............................................................................................ 8
BAB II JIWA WIRAUSAHAWAN.................................................................... 10
2.1
Pendahuluan..................................................................................................... 10
2.2
Idiologi wirausaha............................................................................................ 11
2.3
Jati diri wirausaha............................................................................................ 11
2.4
Bisnis ditempat kerja........................................................................................ 12
2.5
Sikap karir........................................................................................................ 13
2.6
Sikap mental..................................................................................................... 14
2.7
Perilaku positif................................................................................................. 15
2.8
Kebiasaan dan sikap......................................................................................... 16
BAB III RISIKO.................................................................................................. 17
3.1 Pendahuluan..................................................................................................... 17
3.2 Kondisi berisiko............................................................................................... 17
3.3 Keputusan risiko.............................................................................................. 19
3.4 Kembangkan ide.............................................................................................. 20
3.5 Tipe pengambilan risiko................................................................................... 21
3.6 Delegasi wewenang......................................................................................... 21
3.7 Melaksanakan perubahan................................................................................. 22
3.8 Evaluasi risiko.................................................................................................. 23
3.9 Pengambilan risiko........................................................................................... 24
KESIMPULAN..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 31
HALAMAN RINGKASAN
Saat ini
banyak sekali remaja yang mengutamakan penampilannya, mereka sering menggunakan
aksesoris untuk menunjang penampilannya ketika di sekolah, kampus, lingkungan
tempat ia tinggal, atau ketika sedang hang out dengan teman-temannya.
Mulai menggunakan cincin, kalung, anting-anting, gelang, gelang kaki, dan lain
sebagainya yang biasanya disukai oleh kaum hawa.
Dalam
menjalankan wirausaha/ bisnis yang pertama adalah bagaimana kita menciptakan
suatu inovasi baru, dimana nantinya aksesoris yang dibuat adalah aksesoris yang
unik sesuai dengan model yang digemari oleh para konsumen.
Perusahaan
yang bergerak dibidang kerajinan aksesoris ini membuat aksesoris seperti
cincin, kalung, dan lainya sebagai contoh kalung nama yang dipesan langsung
oleh konsumen kepada kami melalui media sosial ataupun langsung datang kerumah.
Produk yang
dihasilkan Nivida Asc Monel yaitu berupa aksesoris yang terbuat dari monel atau
pun kuningan dan sejenisnya seperti produk yang dihasilkan sesuai dengan
pesanan konsumen.
Peralatan
adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membuat sesuatu, dalam usaha
pembuatan aksesoris ini peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut
:Komputer dan printing, Mesin Bor, Andang, Mesin Braso atau Dinamo, Alat tatah,
Gembesan dan selang (alat patri), Sepoh, Peralatan lain-lain
Bahan baku
merupakan barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Dalam usaha pembuatan
bahan baku aksesoris monel ini tentu saja bahan baku yang digunakan yaitu
monel. Tidak hanya monel saja tetapi juga kuningan juga sebagai bahan baku
pembuatan aksesoris-aksesoris ini.
Ada beberapa
tahapan dalam pembuatan aksesoris ini, adapun tahapanya yaitu :Merekrut Pesanan,
Mendesain, Pengeliman, Pelubangan, Penggrajian, Pengamplasan, Penatahan, Pematrian,
Penyepohan
Untuk
pemilihan target konsumen semua kalangan baik itu lelaki atau perempuan bisa
memesan baik itu untuk anak-anak, dewasa maupun orang tua. Karena aksesoris
merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjang penampilan. Cara yang kami
lakukan untuk mempromosikan produk kami melalui media sosial maupun langsung
mendatangi konsumen.
ANALISIS
BAB 1
WIRAUSAHAWAN
1.1 Pendahuluan
Pengertian
Wirausahawan (enterpreneur)diperoleh dari berbagai buku maupun kamus,
Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa enterpreneur berasal dari
bahasa Perancis yaitu enterprendre yang berarti mengambil pekerjaan. Konsep
ini memberikan arti bahwa usahawan nerupakan seseorang yang bertindak membuat
organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melkukan
bisnis.
Zimmerer dan
Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut : konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
risiko dimasa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan
terhadap usaha.
Berdasarkan
kedua konsep disebutkan bahwa seseorang pengusaha merupakan tindakan seseorang
yang berani menanggung risiko sebuah bisnis. Adanya pertumbuhan bisnis,
hasilnya akan meningkat kepitalitas perusahaan. Pengusaha mempunyai empat
karateristik yaitu :
a.
Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan
menghasilkan keuntungan.
b.
Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut
dimasa mendatang.
c.
Bisnis yang ditekuni akan mempunyai kesempatan
bertumbuh.
d.
Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi
kapitalitas bisnis tersebut.
Implementasi
: Dalam usaha aksesoris monel ini pemilik tau arti dari wirausaha itu adalah
usaha dalam memebuat sebuah produk/ jasa yang akan dijual untuk mendapatkan
keuntungan ataupun untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
1.2 Risiko dan
karakteristik
Entrepreneur
adalah
seseorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi
atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan
Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karateristik dari enterpreneur yaitu:
a.
Enterpreneur adalah pelaku bukan pemikir
b.
Enterpreneur dilahirkan, bukan dibuat atau
diciptakan.
c.
Enterpreneur selalu menjadi penemu/ pencipta
sesuatu.
d.
Enterpreneur adalah akademisi dan tidak bisa
menyesuaikan dalam masyarakat.
e.
Enterpreneur harus memenuhi the profile.
f.
Kebutuhan enterpreneur adalah uang.
g.
Kebutuhan enterpreneur adalah keberuntungan
h.
Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi enterpreneur.
i.
Enterpreneur mengingingkan keberhasilan tetepi
pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
j.
Enterpreneur adalah sangat pengambil risiko (glambers)
Karateristik
ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa enterpreneurselalu
membawa risiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terdapat 11 karateristik enterpreneur
:
a.
Total komitmen, penentu, dan melindungi.
b.
Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
c.
Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
d.
Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
e.
Pemecah persoalan secara terus menerus.
f.
Memiliki realisme dan dapat bercengkerama (humor).
g.
Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
h.
Selalu berfokus pada internal.
i.
Menghitung dan mencari risiko.
j.
Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
k.
Memiliki integritas dan reliabilitas.
Sukardi
(1991) menemukan ada sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu:
a.
Sifat instumental
b.
Sifat prestatif
c.
Sifat keluwesan bergaul
d.
Sifat kerja keras
e.
Sifat keyakinan diri
f.
Sifat pengambil risiko
g.
Sifat swakendali
h.
Sifat kemandirian
Berdasarkan
karakteristik entrepreneur yang ditemukan oleh ketiga ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa entrepeneur harus memiliki motivasi kerja keras,
mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta
pengambil resiko. Kondisi ini menunjukkan bahwa para entrepreneur menemui
tekanan (Stress) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut
bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber
tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu : kesepian, terbenam
dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan
kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
Implementasi : Usaha nivida monel pemilik memiliki
beberapa karateristik yaitu :
-
Tanggung jawab :
pemilik bertanggung jawab penuh atas usaha yang dijalankan.
-
Pembina :
pemilik membina dengan langsung setiap tugas yang akan diberikan kepada
karyawanya.
-
Pengatur :
mengatur dari proses dari bahan baku hingga menjadi sebuah bahan jadi.
-
Kreatif dan inovatif :
dalam menjalankan usaha pemilik berfikir kreatif agar hasil yang dihasilkan
dari usaha tersebut disukai konsumen, inovatif karena selalu berinovasi dalam
setiap mengatur para karyawan atau menjalankan tuga sebagai pemilik usaha.
-
Komitmen :
komitmen ini menjadi pegangan teguh dalam menjalankan usaha karena pengusaha
harus berani berkomitmen mau dibawa kemana usaha yang dijalankan ini pergi
menuju kesuksesan atau justru sebaliknya.
1.3 Mengatasi
Tekanan
Mengantisipasi
tekanan entrepreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entrepreneur seperti
melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan
sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan
teratasi, yaitu :
a.
Menciptakan networking:
kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungna baik dengan
berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
b.
Keluar dari
persoalan secara total: pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir
pekan entrepreneur melepaskan semua
pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan
kesegaran.
c.
Berkomunikasi dengan
pekerja: entrepreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan.
Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entrepreneur dalam
menghadapi persoalan.
d.
Menciptakan kepuasan
diluar perusahaan: entrepreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan
untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi
persoalan.
e.
Pendelegasian: entrepreneur
harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan
sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur
termasuk stres yang dihadapi. Inovasi dan risiko serta keinginan berkembang
merupakan karakteristik utama entrepreneur.
Implementasi : dalam mengatasi tekanan pemilik nivida aksesoris menciptakan
hubungan baik antara pemilik dan para karyawan disini ditunjukan dengan adanya
kerja sama dan komunikasi baik pada pemilik langsung ataupun dengan karyawan
yang lain. Agar karyawan tidak merasa tertekan pemilik berinisiatif untuk tidak
terlalu menekan bagi para karyawan bekerja. Namun pemilik menerapkan contoh
tanggung jawan yang baik dalam pekerjaan itu seperti apa sehingga para karyawan
dapat meniru apa yang dilakukan oleh pemilik.
BAB II
JIWA WIRAUSAHA
2.1 Pendahuluan
Pelaku usaha
merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
|
Ciri-ciri
|
Watak
|
|
Pecaya diri.
|
Yakin. tidak tergantung. individualis.
Optimis
|
|
Berorientasi pada tugas dan hasil
|
Butuh prestasi. Orientasi laba tekun
dan tabah. Kerja keras. Dorongan kuat. Energik. Dan inisiatif
|
|
Pengambil risiko.
|
Mampu mengambil risiko. Suka tantangan
|
|
Kepemimpinan.
|
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
|
|
Keorisinilan.
|
Inovatif dan kreatif. Fleksibel. Banyak
sumber. Serba bisa. Tahu banyak
|
|
Berorietasi kemasa depan.
|
Pandangan ke depa. Perseptif.
|
Jiwa tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi
pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin besar
kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara
yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Contoh: individu mempunyai
keyakinan untuk menerima tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia
mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi
kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang
sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik
diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka
sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan
wirausaha.
Implementasi : jiwa
usaha yang dimilik nivida aksesoris yaitu kepemimpinan yang mudah bergaul
dengan karyawan sehingga karyawan tidak ada tekanan. Jiwa tanggung jawab dan
karismatik lebih ingin ditunjukan didalam diri pemilik nivida aksesoris monel
ini. Sehingga karyawan merasa segan dan patuh serta mencontoh sifat tanggung
jawab yang dimilik oleh pemilik nivida aksesoris monel.
2.2 Idiologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada
kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri
sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani
hidup. Kekuatan datang dari tidakan sendiri dan bukan dari orang lain. Risiko
kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerima
tanggung jawab atas tindakan sendiri, Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman
belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari
pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang
tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan
kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan
serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan
mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat
muda yang paling baik. Lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang
ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi
wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang
sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam
jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan
pertumbuhan pribadi.
Implementasi
: pemilik nivida aksesoris monel bertanggung jawab penuh pada usahanya agar
tercapai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pada visi dan misinya.
2.3 Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai
pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan
dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman
seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi
kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan lainnya,
yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan
keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta
faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis
mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain
termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di
luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai
wirausaha.
Merencanakan masa depan bersifat realistik
dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman
masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan
tertentu, semakin jelas tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan
semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk
meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah
keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
Implementasi
: pemilik nivida aksesoris monel ini memiliki sifat tanggung jawab yang besar
serta kerja keras, ulet, pantang menyerah dan tekun. Berdasarkan dari sifat
yang dimiliki pengusaha tersebut seharusnya sudah mencerminkan dari diri
seorang pengusaha, misalkan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengusaha tidak
ada pantang menyerahkan dalam membuat sebuah produk walaupun banyak pesaing
yang menyangingi usaha tersebut, tekun dalam mengerjakanya, ulet dan pantang
menyerah itu menambah nilau plus dari dalam diri pengusaha. Walaupu banyak
sekali jati diri seorang wirausaha yang dapat ditiru dari pengusaha-pengusaha
lainya.
2.4 Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan
prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel,
imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan dan
keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis menganalisis diri sendiri dalam
hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam
sasaran-sasaran karier, dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan
tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi
motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku
usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan
mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai
dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunuj
tentang kemampuan pelaku usaha.
2.5 Sikap Karir
Pelaku bisnis memiliki kemampuan tertentu yang
dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku
usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
a. Pilih karir yang
memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan
memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh
kemampuan dan bakat diri sendiri.
b. Apabila memulai
karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam
bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk
mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan
perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat
positif melalui kegiatan sehari-hari.
c. Diperlukan
pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan
tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
d. Tingkatkan kemampuan
diri secara terus menerus, puas dengan pretasi masa lampau, pandang ke depan
untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
e. Semua selalu
berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan
gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih
tinggi.
f. Berorientasikan pada
tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang
mengantar kepada sukses masa depan.
g. Memiliki kekuatan
dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan,
lebih baik berandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima
kelemahan dan cari sumber dara lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
h. Susun kegiatan
menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit
tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga.
Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis
mempunyai banyak dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
i.
Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu
kegiatan dari suatu keadaan.
j.
Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk
diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimu. Keberhasilan akan ditentukan
oleh prestasi para karyawan.
k. Mempunyai keyakinan
pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang
dicapai.
l.
Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil
baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi
orang lain dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
m. Mengambil keputusan
merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil
dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar
mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
n. Jalani hidup pada
masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampau.
Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
2.6 Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat,
merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai
pengalaman-pengalaman secara sehat
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
a. Pelaku bisnis
merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan
dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan,
karena sikap ini menentukan keberhasilan.
b. Otak merupakan alat
yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk
memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
c. Sebagian manusia
membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan
imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”. Pelaku
bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan merupakan
calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
d. Humor ikut
mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan
dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan
jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
e. Pikiran harus
terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan.
Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya
yang minim.
2.7 Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan
keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk
mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan,
kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang
positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah
dari pengalaman.
Sikap postif dapat dikembangkan dalam jangka
waktu lama. Faktor-faktor berikut
berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
a. Pusatkan perhatian
dan gunakan pikiran secara produktif.
b. Pilih sasaran
positif dalam pekerjaan.
c. Bergaul dengan orang
yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari
orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
d. Jauhi pikiran dan
ide negatif.
e. Diri sendiri yang
mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
f. Selalu awas terhadap
peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi,
kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat,
g. Tinggalkan suatu ide
jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar
ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
h. Lingkungan
mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri
wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif
dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
i.
Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya
pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
j.
Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran
pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk
memecahkan persoalan, usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir
menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk
mengambil keputusan dalam situasi stress.
Mengelola dalam situasi stress yang
terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mentak baik. Paling utama dalam
menangani stress meliputi: perhatikan
dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok,
memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana
harus dibuat dan mengutamakan menagani hal-hal yang penting dengan mengambil
tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila
terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah
menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai rencana.
2.8 Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali
sulit diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai
bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa
merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha
besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan
selama satu bulan setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini
secara produktif, membantu jika malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana
menggunakannya. Kondisi semacam ini akan
membawa kebiasaan baik lainnya. Merencanakan kegiatan penting hari berikut
sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan
kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik
dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui
bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya
bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan
tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar
ikut menunjang keberhasilan masa depan.
Implementasi
: sikap-sikap diatas sudah dimiliki pemilik nivida aksesoris monel dengan sikap
karir yang menunjukan bahwa dengan berwirausaha makan kita akan mempunyai
pekerjaan dan penghasilan serta kakris yang bagus dimata masyarakat, sikap
mental yang baik serta selalu berfikir positif tentang semua hal yang terjadi
dalam diri sendiri maupun usaha yang dilakukanya.
BAB III
RISIKO
3.1 Pendahuluan
Wirausaha
menyukai risiko realistic karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar
dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan
keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu.
Sebagai pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak
kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan
bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan
dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal
selalu ada.
3.2 Kondsi
Berisiko
Kondisi
berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua
alternative atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus
dinilai secara obyektif.kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan
keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang
dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil
keputusan dalam situasi penuh ketidak pastian, dengan menimbang kemungkinan
sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternative yang “mengandung
risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
a. Kemampuan
daya Tarik setiap alternatif;
b. Kesediaan
menerima kerugian;
c. Kemampuan
menerima keberhasilan dan kegagalan;
d. Kemampuan
meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh
:
Seorang karyawan mempunyai sebuah
pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun dan mendapatkan peluang
untuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang
untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang tidak pasti, namun
demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta per tahun.
Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya akan mengalami
kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan
berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai
karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi,
atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan
yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil
risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada
posisi aman. Selain pada posisi itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”,
tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat
menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar
imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan belum
mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil
yang tinggi dengan usaha sedikit, akibatnya merupakan spekulan murni.
Penilaian kondisi seorang wirausaha
berlainan sekali dengan kedua tipe orang di atas, walaupun wirausaha terdapat
juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada penilaian kemungkinan
sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan secara sistematik dan
menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk dapat mempengaruhi
kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan. Selanjutnya memutuskan akan membeli
apabila uapaya yang dilakukan dapat untuk meraih keberhasilan.
Factor lain dari rancangan pelaku usaha
terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggungjawab
pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan mampu merugikan.
Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas
keputusankeputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan
peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib, seperti persaingan dengan
perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah. Pelaku usaha semacam ini hanya
mempertaruhakan semua, atau menolak semua situasi risiko karena merasa tidak
dapat mempengaruhi hasil.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan,
terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
a. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
b. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan
akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin
besar kesediaan untk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
c. Pengetahuan
realistic mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian
membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan risiko tidak
sesederhana dan seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur
kegairahan seorang wirausaha terhadap ketidakpastian, dan ada dorongan untuk
memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.
3.3 Keputusan
Risiko
Pengambilan
keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan
potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko
dalam hubungan pribadi pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu
memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko
seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan
risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian
untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila
tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat
dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan professional datang dari hidup di masa
sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa
yang akan datang.
Selaku
pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan
peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan
pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang
membawa belajar mngenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi
yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan
nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang
dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan
pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung
risiko pribadi atas tindakan diri sendiri megurangi ketergantungan pada orang
lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan
dan kemampuan untuk menentkan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain
menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan
pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi
pelaku usaha tdak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas
perbuatan diri sendiri.sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka
ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka
situasi semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko
timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang
dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggungjawab mengatasi
dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan
antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian
dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat
ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk
mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai
wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat
menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari
risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu
cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu
wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung
risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh.
Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan
pengalaman diri sendiri.
3.4 Kembangkan
Ide
Risiko
dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif,
menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari
sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk
melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua
orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko
tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu
ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi:
a. Uraikan
ide kepada isteri atau teman, lebihbaik membicarakan suatu ide sebelum ditulis.
Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan
suatu perbaikan. Setelah idemenjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat
kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
b. Pilih
tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan
ide kepada perusahaan sewaktu mengaami krisis. Organisasi berada dalam keadaan
stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangan penting dalam
mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain palinh terbuka terhadap
suatu yang baru.
c. Kemukakan
ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya
waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
3.5 Tipe
Pengambil Risiko
Pengambil
kepurusa atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman
lalu, situasi sekarang dan pengaharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan
berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja
yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko.
Sebagian besar pekerja masuk kedalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku
dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat
manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk untuk pengambilan
risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi
dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat
dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi
harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan
untuk merumuskan dan menerapakan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan
dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide
menjadi kenyataan.
Wirausaha
dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian
dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada
hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi
terlaksanya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari
keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu
dilaksanakan.
Pelaku
usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia
menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk
barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi
tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara
orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
3.6
Delegasi
Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam
mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan
tetapi sebaliknya sebagi indivu mempunyai sebagai individu mempunyai kemampuan
yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi di harapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada
staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain
mendukung resik tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif,
berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha
yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat di peroleh, karyawan di beri
wewenang dan tanggungjaab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain,
tetapi seorang pemimpin tidak seorang membutuhkan pertolongan orang lain,
tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara
langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban
memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil resiko dalam mendelegasi wewenang
dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasai. Pelaku usaha yang dapat
mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang
lebih penting seperti perencanaan jangja panjang atau pengembangan
produk-produk baru.
3.7 Melaksanakan
Perubahan
Setiap
melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu
risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika di
ketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka di butuhkan kemampuan untuk menilai
situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan
korektif yang di perlukan walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu
risiko jelas ada, maka di perlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting
, apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melakukan suatu rencana
pasti dan memulai mengambil tindakan. Renacan-rencana alternatif juga di
renacang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif
memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu
rencana sudah di rancang kemudian di laksanakan, sehingga jika rencana di
laksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang di
terima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah
keputusan di laksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan
masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan,
jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan
tersebut menentukan hasil. Mempromoskan keputusan dan memperoleh dukungan orang
lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan
mengambil risiko pelaku usaha di pengaruhi oleh :
a. Keyakinan
diri.
b. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
c. Kemampuan
menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan/keungkinan.
d. Menghadapi
situasi risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha. Oleh karena itu perlu
menetapkan sasaran yan tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua
kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi
tujuan, semakin besar risiko yang akan di hadapi.
3.8 Evaluasi
Risiko
Keberadaan
data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko,
menetapkan tujuan-tujuan dan di mungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara
sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang di capai
dalam hubungan dengan ide-ide yang telah di gariskan. Pelaku usaha di harapkan
mengetahui dengan cermat dan makna dari angkaangka tersebut. Data kuantitatif
mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko.
Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan
berikut :
a. Apakah
risiko sepadan dengan hasil?
b. Bagaimana
rrisiko dapat di kurangi/di hindari?
c. Informasi
apa yang di perlukan sebelum risiko di ambil?
d. Sumber-sumber
daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
e. Mengapa
risiko ini penting?
f. Apa
yang melakukan dalam mengambil risiko?
g. Apa
pelaku usaha bersedia bersaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
h. Apa
yang dapat di capai dengan mengambil risiko?
i.
Persiapan-persiapan apa yang perlu di
buat sebelum mengambil risiko?
j.
Bagaimana dapat mengetahui secara
kuantitatif bahwa tujuan telah di capai?
k. Apa
halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting alam
mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari sangkaian pertanyaan yang
harus di jawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.
3.9 Pengambilan
Risiko
Perilaku
pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting
bagi manajemen tingkat punck. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan
untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko
dan berinovasi, dari pada manajemen yang bersifat meneruskan perusahaan yang
sudah ada.
Pengambilan
risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu
keterampilan yang dapat di tinggalkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah
risiko :
a. Taksiran
Risiko
Pertama
menaksir ada tidaknya risiko yaitu terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah
alternative. Misal, di hadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk
memnuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah :
-
Tetap pada tingkat permintaan sekarang
-
Membeli peralatan lebih banyak untuk
memenuhi permintaan
-
Menyewa peralatan untuk memenuhi
peralatan atau
-
Mensubkontrakan kepada produsen-produsen
yanf lebih kecil
Apabila arus kas baik, cadangan kas
kuat, atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat di pastikan
mengingkat pada waktu yang akan datang, maka di sisni terdapat sedikit risiko
di dalam memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif meskipun alternative
pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk di ambil karena mengabaikan
peluang peningkatan laba.
Keadilan lain, peningkatan permintaan
tidak dapat di pastkan. Misal : produk atau jasa bisa menjadi uang karena
inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk
dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh
lagi, binis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada
kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat
risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk
berbagai alternatif.
b. Tujuan
dan Sasaran
Langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran
perusahaan. Sasaran perusahaan di rumuskan : mencapai pertumbuhan secara
perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain.
Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan
tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila taat azas, proses pengambilan perusahaan
di teruskan dan lakukan penaksiran alternative secara rinci.
c. Teliti
Alternatif
Contoh
: Pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten
dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai
bagi alternative. Alternatif-aternatif di tentukan secara rinci sehingga semua
biaya daoat di telaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biayan
finansial. Tetapi jika di tinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya
pribadi” sosial dan fisik. Misal : Apakah sebuah altenatif menyita usaha
pribadi? Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan
baiaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat di
jalankan.
d. Kumpulkan
Informasi
Tahap
selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehinggan penaksiran setiap
kemungkinan realistic dapat di buat secara realistik. Ramalan pasar di buat
untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi.
Reaksi dari pesaing dapat di taksir dan akibat dari reaksi di perhitngkan.
Berbagai akibat sebaiknya di telusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
-
Apabila permintaan mendekati titik
kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar
baru.
-
Apakah terdapat pasar-pasar baru jika
kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
-
Dapatkah eralatan mesin di modifikasi
dengan mudah untuk membuat produk-poduk lain?
-
Apakah ada kemungkinan para pembekal dan
subkontrak menaikan Harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang di peroleh perusahaan untuk
setiap alternative di ukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari
permintaan pasar masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan
lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan
jasa keuangan atau produsen peralatan.
e. Minimkan
Rsiko
Menentukan
langkah berisikan penaksiran secara realistic tentang sejauh mana dpat
mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
-
Kesadaran yang jelas tentang kemampuan
dan kekuatan perusahaan.
-
Kreatifitas dalam menentukan cara
mengubah keadaan (demi keuntungan).
-
Kemampuan merencanakan taktik dan
strategi untuk mewujudkan perubahan.
-
Dorongan, energy dan antusias untuk
melaksanakan strategi.
f. Rencana
dan Laksanakan Alternatif
Sebuah
alternative telah di pilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana
membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk
hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan
yang di perlukan di laksanakan dengan segera.
Memonitor
kegiatan secara langsung, keperayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap
jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam
mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi.
Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai
watu untuku kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau
pengembangan produk-produk baru.
Implemantasi
: Pengambilan risiko adalah hal yang harus disenangi setiap wirausaha tidak terkecuali
pengusaha aksesoris Nivida aksesoris. Wirausaha menyukai risiko realistik
karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas
yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang
dimiliki,sehingga risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan
tidak terdapat pd situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar
tetapi dapat dicapai.
Pengusaha
aksesoris Nivida aksesoris selalu mengembangkan ide dari yang dulunya hanya
membuat aksesoris kayak pada umumnya tetapi sekarang sudah membuat kalung nama
yang berasal dari kuningan.
Pengambilan
keputusan risiko pada usaha aksesoris Nivida aksesoris merupakan masalah yang paling
utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman
pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadran akan
peristiwa-peristiwa masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk
hidup dimasa sekarang.
Apabila
tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat
dan kemampuan. Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas
keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka
bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi
risiko.
Jadi
usaha aksesoris Nivida akssoris ini sedikit banyak telah mengambil pembelajaran
tentang kewirusahaan dari buku
kewirusahaan dalam hal kasus dan pengimplementasianya dalam menjalankan
usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha yang baik, bagaimana mengatasi tekanan
dan persoalan yang menghampiri usaha aksesoris Nivida aksesoris dari tahun
ketahun.
Dengan
menerapkan jiwa wirausaha pengusaha Nivida Aksesoris selalu percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko sua tantangan,
kepemimpinan sebagaai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan,
keorisinilan selalu ber inovasi dan kreatif.
Menyukai
tantangan dan selalu mengambil isiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha,
pengusaha Nivida aksesoris tidak mudah putus asa saat mengalami kendala tetapi
pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja
dan diambil manfaatnya. Dan menjadikan kegagaln sebagai pengalaman dalam
menjalankan seiap usaha
KESIMPULAN
Pengambilan
risiko adalah hal yang harus disenangi setiap wirausaha tidak terkecuali
pengusaha aksesoris Nivida aksesoris. Wirausaha menyukai risiko realistik
karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas
yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang
dimiliki,sehingga risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan
tidak terdapat pd situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar
tetapi dapat dicapai.
Pengusaha
aksesoris Nivida aksesoris selalu mengembangkan ide dari yang dulunya hanya
membuat aksesoris kayak pada umumnya tetapi sekarang sudah membuat kalung nama
yang berasal dari kuningan.
Pengambilan
keputusan risiko pada usaha aksesoris Nivida aksesoris merupakan masalah yang paling
utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman
pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadran akan
peristiwa-peristiwa masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk
hidup dimasa sekarang.
Apabila
tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat
dan kemampuan. Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas
keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka
bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi
risiko.
Jadi
usaha aksesoris Nivida akssoris ini sedikit banyak telah mengambil pembelajaran
tentang kewirusahaan dari buku
kewirusahaan dalam hal kasus dan pengimplementasianya dalam menjalankan
usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha yang baik, bagaimana mengatasi tekanan
dan persoalan yang menghampiri usaha aksesoris Nivida aksesoris dari tahun
ketahun.
Dengan
menerapkan jiwa wirausaha pengusaha Nivida Aksesoris selalu percaya diri,
berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko sua tantangan,
kepemimpinan sebagaai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan,
keorisinilan selalu ber inovasi dan kreatif.
Menyukai
tantangan dan selalu mengambil isiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha,
pengusaha Nivida aksesoris tidak mudah putus asa saat mengalami kendala tetapi
pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja
dan diambil manfaatnya. Dan menjadikan kegagaln sebagai pengalaman dalam
menjalankan seiap usaha
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman,
2017.Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan
Terhadap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil Jenang Kudus di Kabupaten Kudus,
Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)
Sukirman,
2017.Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan
Terhadap Kinerja Perusahaan Industri Kecil Di Kabupaten Pati, Kudus:
Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar