Minggu, 30 April 2017

analisis proposal usaha asesoris monel "NIVIDA ACS MONEL"



ANALISIS
USAHA PEMBUATAN AKSESORIS MONEL
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM
Kelas 4C
Disusun Oleh:
§  Dwi Oktavia                           (201511181)

 

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunanan analisis ini dengan judul “ ANALISIS USAHA PEMBUATAN AKSESORIS MONEL”untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan dengan dosen pengampu Dr. Drs. Sukirman S.Pd. SH. MM.
Menurut kami dibuat dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga proposal ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga proposal ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi proposal ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Proposal ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan kita semua.





Kudus, 21 April 2017

Penulis            



DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3-4
HALAMAN RINGKASAN................................................................................... 5
BAB 1 WIRAUSAHAWAN.................................................................................. 6
1.1.Pendahuluan ...................................................................................................... 6
1.2.Risiko dan karakteristik..................................................................................... 8
1.3.Mengatasi Tekanan............................................................................................ 8
BAB II JIWA WIRAUSAHAWAN.................................................................... 10
2.1  Pendahuluan..................................................................................................... 10
2.2  Idiologi wirausaha............................................................................................ 11
2.3  Jati diri wirausaha............................................................................................ 11
2.4  Bisnis ditempat kerja........................................................................................ 12
2.5  Sikap karir........................................................................................................ 13
2.6  Sikap mental..................................................................................................... 14
2.7  Perilaku positif................................................................................................. 15
2.8  Kebiasaan dan sikap......................................................................................... 16
BAB III RISIKO.................................................................................................. 17
3.1  Pendahuluan..................................................................................................... 17
3.2  Kondisi berisiko............................................................................................... 17
3.3  Keputusan risiko.............................................................................................. 19
3.4  Kembangkan ide.............................................................................................. 20
3.5  Tipe pengambilan risiko................................................................................... 21
3.6  Delegasi wewenang......................................................................................... 21
3.7  Melaksanakan perubahan................................................................................. 22
3.8  Evaluasi risiko.................................................................................................. 23
3.9  Pengambilan risiko........................................................................................... 24

KESIMPULAN..................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 31






















HALAMAN RINGKASAN
Saat ini banyak sekali remaja yang mengutamakan penampilannya, mereka sering menggunakan aksesoris untuk menunjang penampilannya ketika di sekolah, kampus, lingkungan tempat ia tinggal, atau ketika sedang hang out dengan teman-temannya. Mulai menggunakan cincin, kalung, anting-anting, gelang, gelang kaki, dan lain sebagainya yang biasanya disukai oleh kaum hawa.
Dalam menjalankan wirausaha/ bisnis yang pertama adalah bagaimana kita menciptakan suatu inovasi baru, dimana nantinya aksesoris yang dibuat adalah aksesoris yang unik sesuai dengan model yang digemari oleh para konsumen.
Perusahaan yang bergerak dibidang kerajinan aksesoris ini membuat aksesoris seperti cincin, kalung, dan lainya sebagai contoh kalung nama yang dipesan langsung oleh konsumen kepada kami melalui media sosial ataupun langsung datang kerumah.
Produk yang dihasilkan Nivida Asc Monel yaitu berupa aksesoris yang terbuat dari monel atau pun kuningan dan sejenisnya seperti produk yang dihasilkan sesuai dengan pesanan konsumen.
Peralatan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membuat sesuatu, dalam usaha pembuatan aksesoris ini peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :Komputer dan printing, Mesin Bor, Andang, Mesin Braso atau Dinamo, Alat tatah, Gembesan dan selang (alat patri), Sepoh, Peralatan lain-lain
Bahan baku merupakan barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Dalam usaha pembuatan bahan baku aksesoris monel ini tentu saja bahan baku yang digunakan yaitu monel. Tidak hanya monel saja tetapi juga kuningan juga sebagai bahan baku pembuatan aksesoris-aksesoris ini.
Ada beberapa tahapan dalam pembuatan aksesoris ini, adapun tahapanya yaitu :Merekrut Pesanan, Mendesain, Pengeliman, Pelubangan, Penggrajian, Pengamplasan, Penatahan, Pematrian, Penyepohan
Untuk pemilihan target konsumen semua kalangan baik itu lelaki atau perempuan bisa memesan baik itu untuk anak-anak, dewasa maupun orang tua. Karena aksesoris merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjang penampilan. Cara yang kami lakukan untuk mempromosikan produk kami melalui media sosial maupun langsung mendatangi konsumen.


ANALISIS
BAB 1
WIRAUSAHAWAN
1.1  Pendahuluan
Pengertian Wirausahawan (enterpreneur)diperoleh dari berbagai buku maupun kamus, Kurotku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa enterpreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu enterprendre yang berarti mengambil pekerjaan. Konsep ini memberikan arti bahwa usahawan nerupakan seseorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut, risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melkukan bisnis.
Zimmerer dan Scarborough (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut : konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi risiko dimasa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan kedua konsep disebutkan bahwa seseorang pengusaha merupakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis. Adanya pertumbuhan bisnis, hasilnya akan meningkat kepitalitas perusahaan. Pengusaha mempunyai empat karateristik yaitu :
a.       Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
b.      Berani menanggung dan menerima risiko bisnis tersebut dimasa mendatang.
c.       Bisnis yang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh.
d.      Perusahaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalitas bisnis tersebut.
Implementasi : Dalam usaha aksesoris monel ini pemilik tau arti dari wirausaha itu adalah usaha dalam memebuat sebuah produk/ jasa yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan ataupun untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
1.2  Risiko dan karakteristik
Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karateristik inovasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karateristik dari enterpreneur yaitu:
a.       Enterpreneur adalah pelaku bukan pemikir
b.      Enterpreneur dilahirkan, bukan dibuat atau diciptakan.
c.       Enterpreneur selalu menjadi penemu/ pencipta sesuatu.
d.      Enterpreneur adalah akademisi dan tidak bisa menyesuaikan dalam masyarakat.
e.       Enterpreneur harus memenuhi the profile.
f.       Kebutuhan enterpreneur adalah uang.
g.      Kebutuhan enterpreneur adalah keberuntungan
h.      Ketidaktahuan merupakan kebahagiaan bagi enterpreneur.
i.        Enterpreneur mengingingkan keberhasilan tetepi pengalaman menyatakan tingkat kegagalan cukup tinggi.
j.        Enterpreneur adalah sangat pengambil risiko (glambers)
Karateristik ini sangat memberikan pandangan kepada semua pihak bahwa enterpreneurselalu membawa risiko dan inovasi. Kao (1991) menyebutkan terdapat 11 karateristik enterpreneur :
a.       Total komitmen, penentu, dan melindungi.
b.      Dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh.
c.       Orientasi kepada kesempatan dan tujuan.
d.      Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal.
e.       Pemecah persoalan secara terus menerus.
f.       Memiliki realisme dan dapat bercengkerama (humor).
g.      Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback).
h.      Selalu berfokus pada internal.
i.        Menghitung dan mencari risiko.
j.        Kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan.
k.      Memiliki integritas dan reliabilitas.
Sukardi (1991) menemukan ada sembilan karakteristik tingkah laku wirausahawan yaitu:
a.       Sifat instumental
b.      Sifat prestatif
c.       Sifat keluwesan bergaul
d.      Sifat kerja keras
e.       Sifat keyakinan diri
f.       Sifat pengambil risiko
g.      Sifat swakendali
h.      Sifat kemandirian
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang ditemukan oleh ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa entrepeneur harus memiliki motivasi kerja keras, mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh, serta pengambil resiko. Kondisi ini menunjukkan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (Stress) setiap inovasi yang dikerjakan. Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian, menurut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diidentifikasi dari empat penyebab yaitu : kesepian, terbenam dalam bisnis yang dikerjakan, persoalan-persoalan manusia (pegawai), dan kebutuhan akan keberhasilan atau tercapai.
Implementasi : Usaha nivida monel pemilik memiliki beberapa karateristik yaitu :
-          Tanggung jawab          : pemilik bertanggung jawab penuh atas usaha yang dijalankan.
-          Pembina                       : pemilik membina dengan langsung setiap tugas yang akan diberikan kepada karyawanya.
-          Pengatur                      : mengatur dari proses dari bahan baku hingga menjadi sebuah bahan jadi.
-          Kreatif dan inovatif    : dalam menjalankan usaha pemilik berfikir kreatif agar hasil yang dihasilkan dari usaha tersebut disukai konsumen, inovatif karena selalu berinovasi dalam setiap mengatur para karyawan atau menjalankan tuga sebagai pemilik usaha.
-          Komitmen                   : komitmen ini menjadi pegangan teguh dalam menjalankan usaha karena pengusaha harus berani berkomitmen mau dibawa kemana usaha yang dijalankan ini pergi menuju kesuksesan atau justru sebaliknya.
1.3  Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan entrepreneur harus bisa berhasil, supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para entrepreneur seperti melakukan meditasi, melemahkan otot dengan olahraga, mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi, yaitu :
a.       Menciptakan networking: kesepian yang dihadapi dilakukan dengan menciptakan hubungna baik dengan berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
b.      Keluar dari persoalan secara total: pada saat tidak bekerja seperti hari libur atau akhir pekan entrepreneur melepaskan semua pekerjaan dan tidak menerima laporan sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
c.       Berkomunikasi dengan pekerja: entrepreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu entrepreneur dalam menghadapi persoalan.
d.      Menciptakan kepuasan diluar perusahaan: entrepreneur dapat melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapatkan kepuasan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menjadi persoalan.
e.       Pendelegasian: entrepreneur harus bisa mendelegasikan pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi dan risiko serta keinginan berkembang merupakan karakteristik utama entrepreneur.
Implementasi : dalam mengatasi tekanan pemilik nivida aksesoris menciptakan hubungan baik antara pemilik dan para karyawan disini ditunjukan dengan adanya kerja sama dan komunikasi baik pada pemilik langsung ataupun dengan karyawan yang lain. Agar karyawan tidak merasa tertekan pemilik berinisiatif untuk tidak terlalu menekan bagi para karyawan bekerja. Namun pemilik menerapkan contoh tanggung jawan yang baik dalam pekerjaan itu seperti apa sehingga para karyawan dapat meniru apa yang dilakukan oleh pemilik.






BAB II
JIWA WIRAUSAHA
2.1  Pendahuluan
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri dan profil wirausaha adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Ciri dan Profil Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Pecaya diri.
Yakin. tidak tergantung. individualis. Optimis
Berorientasi pada tugas dan hasil
Butuh prestasi. Orientasi laba tekun dan tabah. Kerja keras. Dorongan kuat. Energik. Dan inisiatif
Pengambil risiko.
Mampu mengambil risiko. Suka tantangan
Kepemimpinan.
Sebagai pemimpin, mudah bergaul, menanggapi saran dan kritik.
Keorisinilan.
Inovatif dan kreatif. Fleksibel. Banyak sumber. Serba bisa. Tahu banyak
Berorietasi kemasa depan.
Pandangan ke depa. Perseptif.
Jiwa tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha yang baik. Kebanyakan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya saling berhubungan. Contoh: individu mempunyai keyakinan untuk menerima tanggungjawab atas perbuatan-perbuatan, bersedia mengambil resiko dan menjadi pemimpin. Terdapat wirausaha yang tidak memenuhi kesembilan belas sifat jiwa wirausaha atau satu dari yang lain, ada yang sombong, terlalu ideal, bersifat hangat dan bersahabat, serta ada yang menarik diri dan pemalu. Pengukuran berdasarkan sifat pribadi dan keterampilan, maka sebagai kelompok pelaku usaha, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.
Implementasi : jiwa usaha yang dimilik nivida aksesoris yaitu kepemimpinan yang mudah bergaul dengan karyawan sehingga karyawan tidak ada tekanan. Jiwa tanggung jawab dan karismatik lebih ingin ditunjukan didalam diri pemilik nivida aksesoris monel ini. Sehingga karyawan merasa segan dan patuh serta mencontoh sifat tanggung jawab yang dimilik oleh pemilik nivida aksesoris monel.
2.2  Idiologi Wirausaha
Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, belajar tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan keinginan dalam menjalani hidup. Kekuatan datang dari tidakan sendiri dan bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri, Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan, berdasarkan dari pengalaman masa lampau membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Capaian tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan. Terima diri sendiri, tekankan kekuatan-kekuatan serta kurangi kelemahan, jujur dan agresif dalam mengejar tujuan, dipastikan mencapai hasil yang positif. Berorientasi pada tujuan mendorong munculnya sifat muda yang paling baik. Lakukan hal yang penting dan mampu untuk dikerjakan.
Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi wirausaha pada umumnya. Hasil yang diterima lebih penting dari hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna untuk satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi.
Implementasi : pemilik nivida aksesoris monel bertanggung jawab penuh pada usahanya agar tercapai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan pada visi dan misinya.
2.3  Jati diri Wirausaha
Manusia adalah individu yang unik, mempunyai pengalaman masa lampau berbeda, hidup dalam situasi berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab berlainan, dan mempunyai tujuan hidup berlainan. Pengalaman seorang pelaku usaha cukup luas dan beragam serta dapat menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Wirausaha saling meniru antara satu dengan lainnya, yang tua dan identifikasi mendekati “model peranan” akan menghasilkan sikap dan keterampilan lebih mumpuni.
Pekerjaan, kondisi keluarga, keuangan serta faktor-faktor lain menentukan sikap dalam melakukan usaha. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan, apabila ikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha.
Merencanakan masa depan bersifat realistik dalam menentukan diri sendiri yang dapat dan tidak dapat diubah. Pengalaman masa lalu membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Wirausaha mempunyai tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan dan harapan tertentu, semakin jelas tujuan semakin besar kemungkinan tercapai, dan sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.
Implementasi : pemilik nivida aksesoris monel ini memiliki sifat tanggung jawab yang besar serta kerja keras, ulet, pantang menyerah dan tekun. Berdasarkan dari sifat yang dimiliki pengusaha tersebut seharusnya sudah mencerminkan dari diri seorang pengusaha, misalkan dalam menjalankan tugasnya sebagai pengusaha tidak ada pantang menyerahkan dalam membuat sebuah produk walaupun banyak pesaing yang menyangingi usaha tersebut, tekun dalam mengerjakanya, ulet dan pantang menyerah itu menambah nilau plus dari dalam diri pengusaha. Walaupu banyak sekali jati diri seorang wirausaha yang dapat ditiru dari pengusaha-pengusaha lainya.
2.4  Bisnis Ditempat Kerja
Melakukan bisnis adalah suatu gaya hidup dan prinsip tertentu untuk mempengaruhi strategi karier. Berlakulah fleksibel, imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan dan keragu-raguan. Berarti bahwa pelaku bisnis menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.
Pelaku bisnis menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil yang diinginkan diharapkan berkaitan dengan tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran ini bersifat menantang, memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan mempunyai ikatan pada tujuan tertentu, menimbang sifat-sifat pribadi sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Rangkaian pertanyaan berikut memberi petunuj tentang kemampuan pelaku usaha.
2.5  Sikap Karir
Pelaku bisnis memiliki kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir. Faktor-faktor berikut membantu pelaku usaha dalam mengembangkan sikap kewirausahaan pada karir.
a.       Pilih karir yang memberikan pada pelaku usaha untuk mewujudkan diri secara kreatif dan memungkinkan pertumbuhan pribadi maupun profesi, tidak menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
b.      Apabila memulai karir, tindakan pelaku bisnis sebaiknya mencontoh usahawan yang berhasil dalam bidang sejenis. Sekali mengerti teknik dalam mencapai sukses, gunakan untuk mengembangkan karir sendiri. Tidak dibenarkan meniru secara gelap, pusatkan perhatian pada aspek khusus dari pelaku usaha yang berhasil. Kembangkan sifat positif melalui kegiatan sehari-hari.
c.       Diperlukan pengetahuan sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan tersebut sangat membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu.
d.      Tingkatkan kemampuan diri secara terus menerus, puas dengan pretasi masa lampau, pandang ke depan untuk menciptakan tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
e.       Semua selalu berubah, berarti pelaku usaha mampu melakukan berubah. Terima perubahan dan gunakan untuk memotivasi diri dalam mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
f.       Berorientasikan pada tindakan, mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang karir baru yang mengantar kepada sukses masa depan.
g.      Memiliki kekuatan dan kelemahan diri, dari pada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan, lebih baik berandar dan gunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan. Terima kelemahan dan cari sumber dara lain untuk menyeimbangkan kekurangan.
h.      Susun kegiatan menjadi rutin agar mempunyai banyak waktu untuk berwirausaha, gunakan sedikit tenaga, untuk kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari-hari, membuat pelaku bisnis mempunyai banyak dan tenaga untuk kegiatan yang kreatif.
i.        Terimalah tanggung jawab secara pribadi untuk mensukseskan sesuatu kegiatan dari suatu keadaan.
j.        Mampu menggabungkan sifat pribadi dari individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil maksimu. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
k.      Mempunyai keyakinan pada diri sendiri maupun karyawan, yakin akan kemampuan staf dan hasil yang dicapai.
l.        Penampilan diri mempengaruhi citra diri sendiri, apabila tampil baik akan merasa baik juga. Penampilan menentukan positif atau negatif reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan penampilan menarik.
m.    Mengambil keputusan merupakan suatu ciri utama dari pelaku usaha yang berhasil. Keputusan diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas, jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, buat keputusan dan awasi keputusan itu untuk diterapkan.
n.      Jalani hidup pada masa sekarang dan jangan boros waktu dengan menyesali kegagalan di masa lampau. Pandang ke depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.
2.6  Sikap Mental
Pelaku usaha memiliki pandangan hidup sehat, merupakan individu-individu yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat
Saran berikut merupakan pengembangan sikap mental yang baik.
a.       Pelaku bisnis merupakan orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasi. Tunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap ini menentukan keberhasilan.
b.      Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa, menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
c.       Sebagian manusia membatasi pikiran pada problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiran dan coba berpikir yang “besar-besar”. Pelaku bisnis yang dapat melihat “image besar” adalah bersifat wirausaha dan merupakan calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
d.      Humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat, terlalu serius dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
e.       Pikiran harus terorganisasi dengan baik dan mampu memusatkan pada berbagai permasalahan. Mampu memindahkan perhatian dari satu permasalahan ke permasalahan lain dengan upaya yang minim.
2.7  Perilaku Positif
Perilaku individu pada dasarnya membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, pelaku usaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan, kejadian dan atas hasil yang diinginkan. Pengalaman negatif mempunyai segi yang positif. Bersikap secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari pengalaman.
Sikap postif dapat dikembangkan dalam jangka waktu lama. Faktor-faktor berikut  berguna bagi pelaku usaha dalam mengembangkan sikap positif.
a.       Pusatkan perhatian dan gunakan pikiran secara produktif.
b.      Pilih sasaran positif dalam pekerjaan.
c.       Bergaul dengan orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang di sekitar berimbas pada diri sendiri.
d.      Jauhi pikiran dan ide negatif.
e.       Diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
f.       Selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat,
g.      Tinggalkan suatu ide jika tidak menghasilkan yang benar, lebih baik mengubah arah dari pada mengejar ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
h.      Lingkungan mempengaruhi prestasi, apabila lingkungan tidak memenuhi kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran yang diinginkan.
i.        Percaya diri sendiri dan bakat, sukses datang bagi yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan sepenuhnya.
j.        Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada problem tertentu. Sekali mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan, usahakan konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Penelitian mutakhir menunjukan bahwa ciri pokok dari wirausaha berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam situasi stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mentak baik. Paling utama dalam menangani stress meliputi: perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” dimana harus dibuat dan mengutamakan menagani hal-hal yang penting dengan mengambil tidak berhenti pada rasa cemas. Siapkan rencana darurat untuk menangani apabila terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi. Menghadapi stress, yang perlu diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai rencana.
2.8  Kebiasaan dan Sikap
Perbuatan baik sulit diperoleh, tetapi sekali sulit diperoleh merupakan harta yang paling utama. Eksekutif  puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif, ini menghendaki usaha besar, dan tidak menyenangkan. Apabila pelaku usaha dapat membentuk kebiasaan selama satu bulan setiap hari, akan menjadi kebiasaan. Menggunakan waktu dini secara produktif, membantu jika malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Kondisi semacam ini  akan membawa kebiasaan baik lainnya. Merencanakan kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru diperoleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu yang baik dan memegang peranan penting dalam prestasi masa depan. Seandainya mengetahui bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
Implementasi : sikap-sikap diatas sudah dimiliki pemilik nivida aksesoris monel dengan sikap karir yang menunjukan bahwa dengan berwirausaha makan kita akan mempunyai pekerjaan dan penghasilan serta kakris yang bagus dimata masyarakat, sikap mental yang baik serta selalu berfikir positif tentang semua hal yang terjadi dalam diri sendiri maupun usaha yang dilakukanya.






BAB III
RISIKO
3.1  Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistic karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistic dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, sehingga risiko kecil dan risiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pada situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yang sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan, maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendaki bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedia menerima risiko tertentu. Sebagai pengusaha merasa takut mengambil risiko karena ingin aman dan mengelak kegagalan, tetapi semua tahap pekerjaan mengandung risiko, dimana merupakan bagian dari kegiatan pelaku usaha. Wirausaha bekerja dibawah tekanan-tekanan dan kondisi pengambilan risiko dan harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
3.2  Kondsi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabila pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternative atau lebih, yang mengakibatkan hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif.kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semakin besar kemungkinan rugi semakin besar risiko yang dihadapi. Sebagai penentu keputusan risiko pelaku usaha harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidak pastian, dengan menimbang kemungkinan sukses atau rugi. Pelaku usaha dapat memilih alternative yang “mengandung risiko” atau alternatif “konservatif”, tergantung dari:
a.       Kemampuan daya Tarik setiap alternatif;
b.      Kesediaan menerima kerugian;
c.       Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan;
d.      Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.
Contoh :
Seorang karyawan mempunyai sebuah pekerjaan yang aman, dengan gaji Rp 35 juta per tahun dan mendapatkan peluang untuk promosi setiap empat tahun. Karyawan tersebut juga mendapatkan peluang untuk membeli sebuah perusahaan dengan masa depan yang tidak pasti, namun demikian gaji pemilik perusahaan sekarang adalah Rp 45 juta per tahun. Perusahaan tersebut bisa jadi berhasil terus, atau sebaliknya akan mengalami kegagalan dalam waktu dua atau tiga tahun yang akan datang. Pilihan karyawan berada pada posisi antara tetap tinggal pada pekerjaan yang aman sebagai karyawan dengan imbalan keuangan dan karir yang pasti dan dapat diprediksi, atau mengambil risiko dengan kemungkinan mendapatkan imbalan karir dan keuangan yang lebih tinggi.
Terdapat orang yang tidak suka mengambil risiko, apapun kemungkinan keberhasilan yang akan terjadi, lebih suka pada posisi aman. Selain pada posisi itu terdapat orang lain lebih “bersemangat”, tidak puas dengan posisi sekarang dan mencari “peluang emas” supaya lebih cepat menjadi kaya. Orang-orang semacam ini cenderung dipengaruhi oleh berapa besar imbalan yang ditawarkan, tidak memperhatikan akan kesuksesan dan belum mempertimbangkan tingkat usaha yang dikehendaki. Tertarik pada keinginan hasil yang tinggi dengan usaha sedikit, akibatnya merupakan spekulan murni.
Penilaian kondisi seorang wirausaha berlainan sekali dengan kedua tipe orang di atas, walaupun wirausaha terdapat juga persamaan karakter. Perbedaan utama terletak pada penilaian kemungkinan sukses perusahaan, seorang wirausaha akan melakukan secara sistematik dan menyeluruh serta sampai sejauh mana upaya-upaya untuk dapat mempengaruhi kemungkinan kegagalan maupun keberhasilan. Selanjutnya memutuskan akan membeli apabila uapaya yang dilakukan dapat untuk meraih keberhasilan.
Factor lain dari rancangan pelaku usaha terhadap kondisi pengambilan risiko adalah kesediaan menerima tanggungjawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik yang menguntungkan mampu merugikan. Sedangkan bagi bukan pelaku usaha merasa keberatan menerima tanggung jawab atas keputusankeputusan yang mengakibatkan kegagalan, dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan dengan nasib, seperti persaingan dengan perusahaan besar atau campur-tangan pemerintah. Pelaku usaha semacam ini hanya mempertaruhakan semua, atau menolak semua situasi risiko karena merasa tidak dapat mempengaruhi hasil.
Ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, terutama pada perilaku pengambilan risiko, beberapa kaitan itu antara lain:
a.       Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
b.      Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri. Semakin besar keyakinan akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-keputusan, dan semakin besar kesediaan untk mencoba apa yang dilihat orang lain sebagai risiko.
c.       Pengetahuan realistic mengenai kemampuan-kemampuan diri sendiri, realisme demikian membatasi kegiatan-kegiatan pada situasi yang dapat pengaruhi hasil.
Semua perilaku pengambilan risiko tidak sesederhana dan seobyektif apa yang digambarkan tersebut. Terdapat unsur kegairahan seorang wirausaha terhadap ketidakpastian, dan ada dorongan untuk memastikan bahwa konsekuensi yang dihadapi penuh keberhasilan.
3.3  Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sendiri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam hubungan pribadi pribadi dengan anak, istri dan tetangga akan membantu memperoleh pengalaman untuk menilai kemungkinan-kemungkinan pengambilan risiko seperlunya dan mengelakkan risiko yang kecil.
Pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran  akan peristiwa-peristiwa masa lalu, perhatian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup di masa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Pertumbuhan pribadi dan professional datang dari hidup di masa sekarang dan mengambil risiko yang perlu untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang.
Selaku pelaku usaha, harus sadar bahwa pertumbuhan datang dari pengambilan keuntungan peluang-peluang masa sekarang dalam kehidupan pribadi maupun bisnis dan pengambilan risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko penting adalah yang membawa belajar mngenai sesuatu yang baru tentang diri sendiri. Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi harus menantang kemampuan, jangan meremehkan nilai diri sendiri, karena dimungkinkan mampu mencapai lebih banyak dari yang dicapai sekarang. Pengambilan risiko merupakan bagian penting dalam pertumbuhan pribadi, dan berguna dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Menanggung risiko pribadi atas tindakan diri sendiri megurangi ketergantungan pada orang lain. Wirausaha merupakan orang yang bertanggung jawab, karena mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentkan masa depan diri sendiri. Apabila orang lain menanggung risiko atas tindakan pribadi pelaku usaha, maka berarti peranan pribadi selaku pelaku usaha atas masa depan diri sendiri sangat lemah. Pribadi pelaku usaha tdak dapat hidup secara penuh karena tidak menanggung risiko atas perbuatan diri sendiri.sesuatu yang salah dalam kehidupan diri sendiri, maka ini saat yang tepat untuk menanggung risiko demi perbaikan, jika tidak maka situasi semakin buruk, dan permasalahan semakin sukar dipecahkan.
Risiko timbul saat seseorang menerima tanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggungjawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko. Sulit memisahkan antara tujuan pribadi dengan tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian dari hidup, jangan mengambil risiko yang lebih besar dari yang dapat ditanggung, hal ini merupakan peringatan karena terdapat godaan untuk mempertaruhkan semua demi suatu gagasan.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperlukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengambil risiko jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah tujuan itu cukup penting untuk dapat membenarkan risiko atau tidak. Kondisi tertentu wirausaha menggunakan intuisi dan menilai tindakan mana saja yang mengandung risiko. Intuisi akan menentukan sejauh mana risiko dan hasil yang diperoleh. Faktor-faktor yang dapat terwujud namun penting adalah bakat, kemampuan dan pengalaman diri sendiri.
3.4  Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha, berusaha lebih kreatif, menjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, maka lebih siap mengambil risiko yang perlu untuk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif, maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran, berikut dapat membantu mengatasi:
a.       Uraikan ide kepada isteri atau teman, lebihbaik membicarakan suatu ide sebelum ditulis. Menerangkan suatu ide akan mengantar kepada suatu diskusi, akan menghasilkan suatu perbaikan. Setelah idemenjadi pasti baru ditulis. Masih terdapat kemungkinan terjadi perubahan sebelum mencapai bentuk akhir.
b.      Pilih tempat dan waktu untuk mengemukakan ide kepada orang lain, jangan mengusulkan ide kepada perusahaan sewaktu mengaami krisis. Organisasi berada dalam keadaan stabil sebelum ide diperkenalkan. Ketepatan waktu sangan penting dalam mengemukakan suatu ide. Pilih waktu ketika orang lain palinh terbuka terhadap suatu yang baru.
c.       Kemukakan ide sedikit demi sedikit, pertama ajukan konsep total, seiring berjalannya waktu, dan semakin tertariknya orang pada ide, baru rinciannya dikemukakan.
3.5  Tipe Pengambil Risiko
Pengambil kepurusa atau risiko sedikit banyak dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman lalu, situasi sekarang dan pengaharapan-pengharapan masa depan, dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko. Organisasi tingkat bawah dibutuhkan pekerja yang terampil dalam melaksanakan pekerjaan rutin, sehingga sedikit risiko. Sebagian besar pekerja masuk kedalam pengambil risiko tipe ini, karena perilaku dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
Tingkat manajemen menengah, terdapat kemungkinan lebih banyak untuk untuk pengambilan risiko. Manajer tingkat menengah lebih banyak mendapat kebebasan untuk inovasi dan membuat perubahan kecil dalam prosedur dan fungsi-fungsi. Posisi ini dapat dianggap sebagai pengambil risiko, tetapi dampak atas keseluruhan organisasi harus minim. Pelaku usaha yang berada pada tingkat teratas, mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapakan ide-ide kreatif. Mengantisipasi keberhasilan dalam bisnis, wirausaha diharapkan mengambil risiko dalam mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan.
Wirausaha dapat dikatakan “praktis”, apabila organisasi tumbuh berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri wirausaha sendiri. Wirausaha praktis berorientasi pada hasil dan mempunyai keyakinan akan ide-ide sehingga mampu menerima risiko demi terlaksanya ide. Sebaliknya pelaku usaha merasa lebih praktis dalam menyadari keterbatasan diri dan membatasi kegiatan sampai pada aktivitas yang mampu dilaksanakan.
Pelaku usaha yang kreatif dan inovatif akan mengambil risiko yang sedang, bersedia menerima perubahan, mencoba alternatif lain dan mengembangkan inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang bisnis baru. Pelaku usaha semacam ini menjadi tokoh dalam dunia bisnis, mempunyai ide dan mampu menemukan kombinasi antara orang dan sumber daya lain untuk mewujudkan ide.
3.6  Delegasi Wewenang
Sebagai pelaku usaha, posisi pemimpin mempunyai arti dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain dalam mencapai tujuan perusahaan tetapi sebaliknya sebagi indivu mempunyai sebagai individu mempunyai kemampuan yang terbatas, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi di harapkan bersedia memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain mendukung resik tertentu. Terdapat akibat-akibat negatif maupun positif, berarti pemimpin harus menanggung akibatnya. Pelaku usaha merupakan wirausaha yang berorientasikan tindakan dan mampu menerima wewenang serta tanggungjawab.
Keuntungan maksimum agar dapat di peroleh, karyawan di beri wewenang dan tanggungjaab. Pelaku usaha membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak seorang membutuhkan pertolongan orang lain, tetapi seorang pemimpin tidak mempunyai waktu untuk memonitor kegiatan secara langsung, kepercayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil resiko dalam mendelegasi wewenang dan tanggungjawab kepada orang lain dalam organisasai. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai waktu untuk kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangja panjang atau pengembangan produk-produk baru.
3.7  Melaksanakan Perubahan
Setiap melakukan kegiatan harus dapat menentukan apakah ada risiko atau tidak, suatu risiko, kekuatan, posisi dan kewenangan akan mendapat tantangan. Jika di ketahui terdapat risiko dalam bisnis, maka di butuhkan kemampuan untuk menilai situasi secara realistik dan mencari pemecahan. Berani mengambil tindakan korektif yang di perlukan walaupun mengandung risiko tertentu.
Suatu risiko jelas ada, maka di perlukan pengambilan keputusan atau justru tidak penting , apabila memutuskan mengambil risiko, maka segera melakukan suatu rencana pasti dan memulai mengambil tindakan. Renacan-rencana alternatif juga di renacang, karena apabila rencana utama tidak berhasil, maka alternatif memungkinkan eksibilitas bila permasalahan berubah.
Suatu rencana sudah di rancang kemudian di laksanakan, sehingga jika rencana di laksanakan maka dapat mengetahui risiko yang terkandung. Umpan balik yang di terima tidak banyak, kekurangan umpan balik menciptakan keragu-raguan, setelah keputusan di laksanakan, mempunyai ikatan penuh dengan keputusan sampai dengan masalah terpecahkan. Keyakinan dalam menangani persoalan sangat menentukan, jika yakin serangkaian tindakan akan memecahkan persoalan, maka tindakan tersebut menentukan hasil. Mempromoskan keputusan dan memperoleh dukungan orang lain mempengaruhi suksesnya keputusan.
Kemampuan mengambil risiko pelaku usaha di pengaruhi oleh :
a.      Keyakinan diri.
b.      Kesediaan untuk menggunakan kemampuan sepenuhnya untuk mengubah keadaan.
c.       Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis dan mengubah kesempatan/keungkinan.
d.      Menghadapi situasi risiko merupakan bagian hakiki dari pelaku usaha. Oleh karena itu perlu menetapkan sasaran yan tinggi untuk diri sendiri, kemudian menggunakan semua kemampuan dan bakat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, semakin tinggi tujuan, semakin besar risiko yang akan di hadapi.
3.8  Evaluasi Risiko
Keberadaan data kuantitatif sangat membantu dalam melakukan evaluasi setiap risiko, menetapkan tujuan-tujuan dan di mungkinkan menggeneralisasikan kemajuan secara sistematis. Melalui data kuantitatif, mampu mengukur hasil-hasil yang di capai dalam hubungan dengan ide-ide yang telah di gariskan. Pelaku usaha di harapkan mengetahui dengan cermat dan makna dari angkaangka tersebut. Data kuantitatif mendukung pengetahuan, latar belakang dan pengalaman dalam mengambil keputusan. Lakukan evaluasi kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk mengambil risiko. Sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko perhatikan pertanyaan berikut :
a.       Apakah risiko sepadan dengan hasil?
b.      Bagaimana rrisiko dapat di kurangi/di hindari?
c.       Informasi apa yang di perlukan sebelum risiko di ambil?
d.      Sumber-sumber daya mana yang dapat membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan?
e.       Mengapa risiko ini penting?
f.       Apa yang melakukan dalam mengambil risiko?
g.      Apa pelaku usaha bersedia bersaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan?
h.      Apa yang dapat di capai dengan mengambil risiko?
i.        Persiapan-persiapan apa yang perlu di buat sebelum mengambil risiko?
j.        Bagaimana dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan telah di capai?
k.      Apa halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan?
Proses pemeriksaan diri penting alam mengambil risiko. Daftar pertanyaan hanya contoh dari sangkaian pertanyaan yang harus di jawab sebelum menanggung risiko. Mengambil risiko sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini dapat mengakibatkan kegagalan.
3.9  Pengambilan Risiko
Perilaku pengambilan risiko kewirausahaan semakin diakui sebagai sesuatu yang penting bagi manajemen tingkat punck. Terdapat beberapa perusahaan memiliki keinginan untuk maju memilih laki-laki atau wanita wirausaha yang berani mengambil risiko dan berinovasi, dari pada manajemen yang bersifat meneruskan perusahaan yang sudah ada.
Pengambilan risiko merupakan gaya perilaku, dengan penuh perhitungan, merupakan suatu keterampilan yang dapat di tinggalkan. Prosedur untuk menganalisis sebuah risiko :
a.       Taksiran Risiko
Pertama menaksir ada tidaknya risiko yaitu terdapat potensi rugi dalam memilih sebuah alternative. Misal, di hadapkan pada kebutuhan peningkatan produksi untuk memnuhi tambahan permintaan. Pilihannya adalah :
-          Tetap pada tingkat permintaan sekarang
-          Membeli peralatan lebih banyak untuk memenuhi permintaan
-          Menyewa peralatan untuk memenuhi peralatan atau
-          Mensubkontrakan kepada produsen-produsen yanf lebih kecil
Apabila arus kas baik, cadangan kas kuat, atau kemudahan kredit baik, dan jika permintaan dapat di pastikan mengingkat pada waktu yang akan datang, maka di sisni terdapat sedikit risiko di dalam memutuskan salah satu dari alternatif-alternatif meskipun alternative pertama akan merupakan pilihan yang tidak bijaksana untuk di ambil karena mengabaikan peluang peningkatan laba.
Keadilan lain, peningkatan permintaan tidak dapat di pastkan. Misal : produk atau jasa bisa menjadi uang karena inovasi-inovasi dari pihak pesaing, atau lebih banyak perusahaan yang masuk dalam bidang yang sama, atau pasar sedang mendekati titik jenuh. Lebih jauh lagi, binis tidak mampu menginvestasi jumlah yang dikehendaki karena tidak ada kepastian apakah modal akan kembali. Kondisi ini, terdapat berbagai derajat risiko, dan berkaitan dengan berbagai tingkat laba potensial (sukses) untuk berbagai alternatif.
b.      Tujuan dan Sasaran
Langkah berikutnya adalah mempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan sasaran-sasaran perusahaan. Sasaran perusahaan di rumuskan : mencapai pertumbuhan secara perlahan, mantap, atau tidak tumbuh atau pertumbuhan dalam bidang produk lain. Pelaku usaha berani memutuskan apakah risiko yang muncul itu taat azas dengan tujuan dan sasaran perusahaan. Apabila taat azas, proses pengambilan perusahaan di teruskan dan lakukan penaksiran alternative secara rinci.
c.       Teliti Alternatif
Contoh : Pengambilan risiko tertentu (keputusan untuk meluaskan produksi) konsisten dengan sasaran-sasaran perusahaan, maka langkah selanjutnya mengadakan survai bagi alternative. Alternatif-aternatif di tentukan secara rinci sehingga semua biaya daoat di telaah dengan obyektif. Sebagian besar biaya merupakan biayan finansial. Tetapi jika di tinjau memungkinkan sebaiknya memperhitungkan “biaya pribadi” sosial dan fisik. Misal : Apakah sebuah altenatif menyita usaha pribadi? Apakah kegagalan akan menjatuhkan prestise sosial? Perlu menentukan baiaya keuangan dan biaya-biaya lain untuk setiap alternatif yang dapat di jalankan.
d.      Kumpulkan Informasi
Tahap selanjutnya mengumpulkan informasi secara intensif sehinggan penaksiran setiap kemungkinan realistic dapat di buat secara realistik. Ramalan pasar di buat untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan kondisi yang dapat terjadi. Reaksi dari pesaing dapat di taksir dan akibat dari reaksi di perhitngkan. Berbagai akibat sebaiknya di telusuri dengan kesimpulan-kesimpulan logis.
-          Apabila permintaan mendekati titik kejenuhan, apakah modifikasi, produk mendorong kenaikan permintaan di pasar baru.
-          Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang sekarang?
-          Dapatkah eralatan mesin di modifikasi dengan mudah untuk membuat produk-poduk lain?
-          Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontrak menaikan Harga-harga jika permintaan bertambah?
Laba yang di peroleh perusahaan untuk setiap alternative di ukur atas dasar informasi pasar, ramalan-ramalan dari permintaan pasar masa depan, penaksiran reaksi persaingan, dan berbagai ramalan lain termasuk perilaku dari yang terlibat dalam situasi ini, seperti perusahaan jasa keuangan atau produsen peralatan.
e.       Minimkan Rsiko
Menentukan langkah berisikan penaksiran secara realistic tentang sejauh mana dpat mempengaruhi keadaan, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
-          Kesadaran yang jelas tentang kemampuan dan kekuatan perusahaan.
-          Kreatifitas dalam menentukan cara mengubah keadaan (demi keuntungan).
-          Kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan.
-          Dorongan, energy dan antusias untuk melaksanakan strategi.
f.       Rencana dan Laksanakan Alternatif
Sebuah alternative telah di pilih, susun sebuah rencana untuk pelaksanaan. Rencana membuat jadwal, rumusan tujuan yang jelas, seperangkat rencana darurat untuk hasil yang akan terjadi, dan proses umpan balik, sehingga perubahan-perubahan yang di perlukan di laksanakan dengan segera.
Memonitor kegiatan secara langsung, keperayaan pada staf ditunjukkan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada penilaian usaha, setiap jawaban memberi petunjuk mengenai kesediaan mengambil risiko dalam mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain dalam organisasi. Pelaku usaha yang dapat mendelegasikan kegiatan kepada orang lain, mempunyai watu untuku kegiatan yang lebih penting seperti perencanaan jangka panjang atau pengembangan produk-produk baru.
Implemantasi : Pengambilan risiko adalah hal yang harus disenangi setiap wirausaha tidak terkecuali pengusaha aksesoris Nivida aksesoris. Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,sehingga risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pd situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar tetapi dapat dicapai.
Pengusaha aksesoris Nivida aksesoris selalu mengembangkan ide dari yang dulunya hanya membuat aksesoris kayak pada umumnya tetapi sekarang sudah membuat kalung nama yang berasal dari kuningan.
Pengambilan keputusan risiko pada usaha aksesoris Nivida aksesoris merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadran akan peristiwa-peristiwa masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup dimasa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko.
Jadi usaha aksesoris Nivida akssoris ini sedikit banyak telah mengambil pembelajaran tentang kewirusahaan dari buku  kewirusahaan dalam hal kasus dan pengimplementasianya dalam menjalankan usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha yang baik, bagaimana mengatasi tekanan dan persoalan yang menghampiri usaha aksesoris Nivida aksesoris dari tahun ketahun.
Dengan menerapkan jiwa wirausaha pengusaha Nivida Aksesoris selalu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko sua tantangan, kepemimpinan sebagaai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan, keorisinilan selalu ber inovasi dan kreatif.
Menyukai tantangan dan selalu mengambil isiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha, pengusaha Nivida aksesoris tidak mudah putus asa saat mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja dan diambil manfaatnya. Dan menjadikan kegagaln sebagai pengalaman dalam menjalankan seiap usaha







KESIMPULAN
Pengambilan risiko adalah hal yang harus disenangi setiap wirausaha tidak terkecuali pengusaha aksesoris Nivida aksesoris. Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,sehingga risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pd situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar tetapi dapat dicapai.
Pengusaha aksesoris Nivida aksesoris selalu mengembangkan ide dari yang dulunya hanya membuat aksesoris kayak pada umumnya tetapi sekarang sudah membuat kalung nama yang berasal dari kuningan.
Pengambilan keputusan risiko pada usaha aksesoris Nivida aksesoris merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadran akan peristiwa-peristiwa masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup dimasa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko.
Jadi usaha aksesoris Nivida akssoris ini sedikit banyak telah mengambil pembelajaran tentang kewirusahaan dari buku  kewirusahaan dalam hal kasus dan pengimplementasianya dalam menjalankan usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha yang baik, bagaimana mengatasi tekanan dan persoalan yang menghampiri usaha aksesoris Nivida aksesoris dari tahun ketahun.
Dengan menerapkan jiwa wirausaha pengusaha Nivida Aksesoris selalu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko sua tantangan, kepemimpinan sebagaai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan, keorisinilan selalu ber inovasi dan kreatif.
Menyukai tantangan dan selalu mengambil isiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha, pengusaha Nivida aksesoris tidak mudah putus asa saat mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja dan diambil manfaatnya. Dan menjadikan kegagaln sebagai pengalaman dalam menjalankan seiap usaha






























DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, 2017.Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil Jenang Kudus di Kabupaten Kudus, Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)

Sukirman, 2017.Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Perusahaan Industri Kecil Di Kabupaten Pati, Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

proposal usaha aksesoris monel "NIVIDA ACS MONEL"

PROPOSAL USAHA PEMBUATAN AKSESORIS MONEL Disusun untuk memenuhi tugas individumata kuliah Kewirausahaan Dosen Pengampu : Dr. Dr...